23 Maret 2010

SPESIFIKASI TEKNIS DAK REHABILITASI GEDUNG SEKOLAN


STANDAR/SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN/REHABILITASI GEDUNG SEKOLAH
A. Peraturan Teknis Bangunan yang Digunakan
Peraturan teknis bangunan yang digunakan dalam kegiatan pembangunan/rehabilitasi gedung sekolah dasar adalah peraturan-peraturan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
1.     Standarisasi Bangunan Sekolah Dasar tahun 2005
2.     Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03
3.     Tata Cara Pengadukan dan Pengecoran Beton SN I 03-3976-1995
4.     Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987 (SKBI-1.2.53.1987)
5.     Ubin Lantai Keramik, Mutu dan Cara Uji SNI 03-3976-1995
6.     Ubin Semen Polos SNI 03-0028-1987
7.     Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI)NI 5
8.     Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1 984
9.     Mutu Sirap SNI 03-3527-1994
10.  Peraturan Umum Instalasi Listrik (PU IL) SNI 04-0225-1987
11.  Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972
12.  Perturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan NI 10
13.  Peraturan Plumbing Indonesia
14.  Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991
15.  Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi SNI 03-241 0-1 991
16.  Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990
17. Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
B. Persyaratan Teknis
1. Ukuran ruang
a.      Ruang kelas = 7.00 m x 8.00 m dengan lebar teras 1.80 m - 2.00 m.
b.      Ruang perpustakaan = 7.00 m x 8.00 m
c. Tinggi ruang kelas/perpustakaan
Tinggi plafond minimal 3.50 meter dari lantai.
2. Struktur bangunan
Bangunan sekolah adalah salah satu fasilitas umum yang harus memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan memiliki usia pemakaian yang cukup lama. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, dalam pelaksanaan pembangunan/rehabilitasi gedung sekolah atau pembangunan ruang perpustakaan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a.      Bangunan dengan dinding tembok harus diperkuat dengan struktur dari beton bertulang atau kayu dengan kelas kuat 1 agar bangunan menjadi kokoh dan permanen.
b.      Bangunan panggung dengan bahan dari kayu dapat menggunakan struktur dari beton bertu­lang atau kayu minimal dengan kelas kuat 2.
c. Untuk menjamin kekokohan struktur dan mempertimbangkan faktor keamanan terhadap ben­cana gempa bumi maka struktur bangunan dari beton bertulang harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1)        Menggunakan beton mutu K 175 atau dibuat dengan campuran 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil.
2)        Sloof ukuran 15/20 dengan tulangan 4 Ø 10
3)        Kolom praktis ukuran minimal 15/15 dengan tulangan 4 Ø 10
4)        Ring balk praktis ukuran 11/15 dengan tulangan 4 Ø 10
5) Ukuran dan jumlah tulangan untuk sloof, kolom dan ring struktur dihitung berdasarkan beban yang
bekerja dan mutu bahan yang digunakan, sehingga diperoleh kekuatan struktur yang aman.


3. Konstruksi atap
a.        Penutup atap menggunakan bahan yang tersedia dan mudah didapatkan lapangan a.l gen­teng, asbes gelombang, seng gelombang minimal tipe BJLS 25, sirap dsb.
b.        Kemiringan atap disesuaikan dengan persyaratan bahan penutup atap yang digunakan.
c.        Konstruksi pemikul atap (kuda-kuda, balok tembok, gording, nok) menggunakan kayu kelas kuat 2 atau konstruksi baja ringan.
d.        Usuk dan reng menggunakan kayu kelas kuat 2.
e.        Untuk memperoleh konstruksi atap yang rata dan kokoh, jarak pemasangan gording diatur sesuai dengan ketentuan yang ditur dalam PKKI.
f.         Untuk mengurangi panas ruang di bawah atap dapat diatasi dengan cara memasang ventilasi pada gewel (layar) atau plafond lambersiring pada teritisan.
4. Konstruksi plafond
a.        Rangka plafond menggunakan kayu kelas kuat 3 dengan konstruksi yang cukup kuat untuk menahan berat penutup plafond ditambah beban 1 (satu) orang pekerja.
b.        Penutup plafond dapat menggunakan asbes datar atau triplek, anyaman bambu atau bahan lain yang memenuhi persyaratan sebagai bahan penutup plafond.
c. Penutup plafond harus dipaku cukup kuat dengan rangka plafond agar tidak melendut atau terlepas.
5. Konstruksi dinding
a.      Jika tembok yang lama dalam kondisi lembab, plesteran bagian bawah setinggi 50 cm sampai dengan 100 cm dibongkar dan diganti dengan plesteran kedap air.
b.        Pasangan tembok baru harus dipasang trasram setinggi 20 cm dari lantai dan diplester kedap air sampai ketinggian yang sama dengan trasram..
c.        Pasangan tembok baru untuk KM/WC harus dipasang trasram setinggi 150 cm dari lantai dan diplester kedap air sampai ketinggian yang sama dengan trasram.
d.      Dinding dari papan menggunakan kayu kelas kuat 3 yang sudah kering dan diketam halus.
6. Pintu
a.        Bahan untuk kosen dan daun pintu, menggunakan kayu kelas awet 2 yang sudah kering.
b.        Daun pintu ruang kelas atau perpustakaan menggunakan panil dengan tebal minimal 3 cm
c.        Daun pintu KM/WC dapat dibuat dari panil atau triplek dengan bagian dalam dilapisi seng/alu­minium/aluminium foil atau pintu PVC.
d.        Ukuran pintu disesuaikan dengan standar yang berlaku.
e. Pemasangan daun pintu menggunakan 3 buah engsel dengan ukuran minimal 4 ” dan dileng­kapi dengan kunci yang berkualitas baik.
7. Jendela dan ventilasi
a.      Bahan untuk jendela dan ventilasi menggunakan kayu kelas awet 2 yang sudah kering.
b.        Ketinggian ambang bawah jendela minimal 1.10 m dari lantai.
c.      Jendela dibuat dari kaca mati dan daun jendela kaca dengan tebal 5 mm.
d.      Ventilasi dipasang secara bersilangan (cross ventilation) untuk memperoleh sirkulasi udara yang baik di dalam ruang kelas.
e. Ventilasi dapat diisi dengan jalusi dari kayu, kaca silang, kaca tidak penuh, atau daun ventilasi kaca agar cahaya dan sirkulasi udara dapat memasuki ruangan dengan baik. Tebal kaca untuk ventilasi adalah 5 mm
8. Penutup lantai
Bahan untuk penutup lantai dapat menggunakan :
a. Keramik dengan warna terang (untuk lantai teras dipasang keramik dof dengan warna lebih gelap dari warna keramik bagian dalam ruangan).


b.        Pasangan tegel traso atau tegel abu-abu.
c.        Plesteran yang dilapisi dengan acian portland cement yang digosok halus dan rata.
Catatan: Diutamakan penutup lantai menggunakan keramik. Tegel atau plesteran adalah pili­han terakhir apabila dana tidak cukup untuk pemasangan pentup lantai dari keramik
d. Papan kayu kelas kuat 2 s.d 3 dengan tebal minimal 2,00 cm yang sudah kering (untuk bangu­nan panggung).
9. Pekerjaan  nishing
Pekerjaan  nishing dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut::
a.        Finishing untuk dinding dari tembok dan plafond menggunakan cat tembok. Tembok luar yang berhubungan dengan teras setinggi ambang bawah jendela dilapisi dengan keramik atau di nish­ing dengan cat genteng atau cat tahan air dengan warna lebih gelap dari cat tembok di atasnya.
b.        Finishing untuk dinding dari papan menggunakan cat tembok. Bagian bawah setinggi ambang bawah jendela di nishing dengan cat kayu dengan warna lebih gelap dari cat dinding di atasnya.
c.        Finishing pintu, jendela dan vetilasi menggunakan cat kayu/politur.
d.        Komposisi pemilihan warna cat agar menggunakan warna terang dan dibuat serasi sesuai den­gan kondisi dan ciri khas daerahnya.
e. Bahan  nishing yang digunakan harus berkualitas baik.
10. Kamar mand i/water closed
a.      Jumlah ruang KM/WC disesuaikan kebutuhan masing-masing sekolah dengan ukuran setiap ruang = 1,50 m x 2,00 m.
b.      Kloset menggunakan jenis kloset jongkok dari porselin dengan kualitas standar.
c.      Penutup lantai KM/WC menggunakan keramik untuk lantai basah.
d.      Dinding dalam diupayakan dipasang keramik atau dicat dengan cat tahan air setinggi 150 cm.
e. Dilengkapi dengan jaringan air bersih, jaringan air kotor, septictank dan resapan yang dapat berfungsi dengan baik.

23 Februari 2010

Perencanaan Irigasi zona 4 kab. kutim


Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Timur. Ibu kota kabupaten ini terletak di Sengata. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 35.747,50 km² atau 17% dari luas Provinsi Kalimantan Timur dan berpenduduk sebanyak 169.564 jiwa (2004) dengan kepadatan 4,74 jiwa/km² dan pertumbuhan penduduk selama 4 tahun terakhir rata-rata 4,08% setiap tahun. Kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi pertanian yang sangat besar untuk dikembangkan. Luas lahan yang besar serta banyaknya jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian merupakan modal dasar. Pada sub sektor perkebunan, kabupaten Kutai Timur mempunyai potensi yang besar terutama untuk kawasan Sangkulirang, Muara Wahau sebagai sub sektor unggulan. Peluang investasi di bidang ini antara lain Lahan Kering: Tanaman Keras: kelapa sawit, kakao, lada, vanili, kelapa, karet, dll. Tanaman Hortikultura dan Palawija: nenas, durian, rambutan, jagung, lada, sayur-sayuran, dll.  Lahan Basah: Luas area yang sesuai untuk padi, kacang-kacangan, dan jagung tersedia 7.261 ha. Kabupaten Kutai Timur memiliki potensi 1.307.360 ha lahan perkebunan untuk dikembangkan, dan paling tidak 500.000 ha akan segera direalisasikan.

Perencanaan SID/DED pengairan kabupaten kutai timur zona 4 (kecamatan sangkulirang, kecamatan karangan & kecamatan kaubun), dimaksudkan untuk melakukan Survey, Investigasi dan Desain untuk jaringan irigasi, cek dam dan tanggul sehingga efektifitas pemakaian air untuk pertanian dan perkebunan dapat lebih ditingkatkan.  Sedangkan tujuan pekerjaan SID adalah untuk menunjang peningkatan produksi pertanian khususnya padi sehingga dapat meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan ekonomi penduduk sekitar khususnya yang bermata pencaharian sebagai petani,  dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air secara maksimal dan tepat guna. Lokasi pekerjaan SID  terletak di daerah pengairan zona 4 Kabupaten Kutai Timur Propinsi Kalimantan Timur, meliputi kecamatan Sangkulirang, kecamatan Karangan dan kecamatan Kaubun. Jika ditempuh dari Kota Sangatta sebagai ibukota kabupaten Kutai Timur kecamatan Sangkulirang 8 jam (perjalanan darat), kecamatan Karangan 10 jam (perjalanan darat  lewat Sangkulirang dilanjutkan perjalanan sungai menggunakan boat) dan kecamatan Kaubun 11 jam (perjalanan darat).

Pekerjaan SID/DED pengairan kabupaten Kutai Timur meliputi wilayah zona 4 yaitu kecamatan Sangkulirang, kecamatan Kaubun dan kecamatan Karangan. Sangkulirang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Indonesia. Beribukota di Benua Baru, kecamatan ini memiliki luas 6.060,05 km² yang merupakan 16,95% dari luas wilayah Kabupaten Kutai Timur. Berdasarkan data statistik tahun 2004, berpenduduk 12,446 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 17,80 jiwa/km². Kondisi Geografis, meliputi:
§  Curah Hujan: 1600-22002 mm/tahun
§  Klasifikasi Lereng: >20 %
§  Rata-rata kedalaman muka air tanah: 50 cm
§  Ketinggian tanah 50-500 meter diatas muka air laut
Sedangkan Kondisi agribisnis kecamatan Sangkulirang, meliputi:
§  Pertanian : Padi (persawahan seluas 49.196 Ha), palawija (ubi kayu, jagung dll), pisang.
§  Perikanan : Luas areal penangkapan ikan di wilayah ini adalah: Sungai (2.248 Ha), rawa(35 Ha), budidaya udang.
§  Peternakan : sapi, unggas.
§  Perkebunan : Karet, Lada, Kopi, Kelapa, coklat

Perencanaan pengairan zona 4 kabupaten kutai timur (kecamatan sangkulirang, kecamatan Karangan dan kecamatan Kaubun) secara teknis terdiri dari:
*      Saluran Primer
a.      Jaringan irigasi desa Mukti Lestari kecamatan Karangan
b.      Jaringan irigasi desa Sri Rejeki kecamatan Karangan
c.       Jaringan irigasi desa Bukit Permata kecamatan Kaubun
*      Saluran Sekunder
a.      Jaringan irigasi desa Mukti Lestari kecamatan Karangan
b.      Jaringan irigasi kelompok tani Rukun Tani kecamatan Karangan
c.       Jaringan irigasi desa Sri Rejeki kecamatan Karangan
d.      Jaringan irigasi desa Bukit Permata kecamatan Kaubun
*      Saluran Tersier
a.      Jaringan irigasi desa Mukti Lestari kecamatan Karangan
b.      Jaringan irigasi desa Bukit Permata kecamatan Kaubun


*      Cek dam
a.      Cek Dam desa Prupuk kecamatan Sangkulirang
b.      Cek Dam desa Karayaan kecamatan Sangkulirang
c.       Cek Dam desa Maloy kecamatan Sangkulirang
d.      Cek Dam desa Bukit Permata kecamatan Kaubun
*      Tanggul
a.      Tanggul desa Karangan Hilir kecamatan Karangan

Sesuai data awal Jaringan Irigasi Desa Mukti Lestari Kecamatan Karangan dengan luas 636 hektar dapat diuraikan sebagai berikut :
§  Saluran Primer 373 meter
§  Saluran Sekunder 1.454 meter
§  Saluran Tersier 1.050 meter
§  Total panjang 2.877 meter
Jaringan Irigasi Desa Mukti Lestari Kecamatan Karangan merupakan satu kesatuan jaringan irigasi yang pemberian airnya tergantung dari air hujan dan aliran Sungai Baai. Dimana Sungai Baai teletak di kecamatan Karangan kabupaten Kutai Timur. Keadaan saluran Jaringan Irigasi Desa Mukti Lestari Kecamatan Karangan kebanyakan masih dalam keadaan alami dan masih dalam kondisi baik.
                                                   
Sesuai data awal Jaringan Irigasi Kelompok Tani Rukun Tani Kecamatan Karangan dengan luas 66 ha dapat diuraikan dalam Saluran Sekunder 500 meter. Jaringan Irigasi Kelompok Tani Rukun Tani Kecamatan Karangan merupakan satu kesatuan jaringan irigasi yang pemberian airnya tergantung dari air hujan dan aliran Sungai Baai. Dimana Sungai Baai teletak di kecamatan Karangan kabupaten Kutai Timur. Keadaan saluran Jaringan Irigasi Kelompok Tani Rukun Tani Kecamatan Karangan kebanyakan masih dalam keadaan alami dan masih dalam kondisi baik.

Sesuai data awal Jaringan Irigasi Sri Rejeki Karangan Dalam kecamatan Karangan dengan luas 142 hektar dapat diuraikan sebagai berikut :
§  Saluran Primer 578 meter
§  Saluran Sekunder 500 meter
§  Total panjang 1078 meter
Jaringan Irigasi Sri Rejeki Karangan Dalam Kecamatan Karangan merupakan satu kesatuan jaringan irigasi yang pemberian airnya tergantung dari air hujan dan aliran Sungai Baai. Dimana Sungai Baai teletak di kecamatan Karangan kabupaten Kutai Timur. Keadaan saluran Jaringan Irigasi Sri Rejeki Karangan Dalam Kecamatan Karangan kebanyakan masih dalam keadaan alami dan masih dalam kondisi baik.

Sesuai data awal Jaringan Irigasi Desa Bukit Permata Kecamatan Kaubun dengan luas 81 ha dapat diuraikan sebagai berikut :
§  Saluran Primer 181 meter
§  Saluran Sekunder 746 meter
§  Saluran Tersier 250 meter
Jaringan Irigasi Desa Bukit Permata Kecamatan Kaubun merupakan satu kesatuan jaringan irigasi yang pemberian airnya tergantung dari air hujan dan aliran Sungai Baai. Dimana Sungai Baai teletak di kecamatan Kaubun kabupaten Kutai Timur. Keadaan saluran Jaringan Irigasi Desa Bukit Permata Kecamatan Kaubun kebanyakan masih dalam keadaan alami dan masih dalam kondisi baik.

Saluran Pembawa yang masuk kontrak dalam pekerjaan Desain pengairan zona 4 Kabupaten Kutai Timur adalah pada Main System yaitu pada saluran Primer dimana dalam penelusuran kondisi saluran induk masih alami (belum ada bangunan saluran). Namun kondisi tersebut perlu diantisipasi karena lambat laun saluran yang ada penuh dengan sedimen, sehingga dalam perencanaanya harus pula memperhatikan besarnya debit berdasarkan kondisi lapangan yang pernah terjadi maupun menurut perhitungan drain modul. Pada daerah pengairan zona 4 kabupaten Kutai Timur terdapat 4(empat) saluran sekunder meliputi:
*      desa Mukti Lestari kecamatan Karangan
*      kelompok tani Rukun Tani kecamatan Karangan
*      desa Sri Rejeki kecamatan Karangan
*      desa Bukit Permata kecamatan Kaubun
Dimana dalam penelusuran kondisi saluran induk masih alami (belum ada bangunan saluran). Namun kondisi tersebut perlu diantisipasi karena lambat laun saluran yang ada penuh dengan sedimen, sehingga dalam perencanaanya harus pula memperhatikan besarnya debit berdasarkan kondisi lapangan yang pernah terjadi maupun menurut perhitungan drain modul.

 

Pada pengairan zona 4 kabupaten Kutai Timur memiliki banyak saluran pembuang alam. Untuk itu pembuangan kelebihan air di sawah maupun di saluran tidak menimbulkan masalah. Saluran pembuang alam yang ada masih dapat berfungsi dengan baik. Dengan kondisi tersebut diatas air buangan dari sawah masih dapat teratasi. Namun kondisi tersebut perlu diantisipasi karena lambat laun saluran yang ada penuh dengan sedimen, sehingga dalam perencanaanya harus pula memperhatikan bersarnya debit buangan berdasarkan kondisi lapangan yang pernah terjadi maupun menurut perhitungan drain modul. Pada Saluran Sekunder jalan inspeksi yang ada hanya bisa dilewati roda dua atau jalan kaki dan sebagian lewat jalan desa yang ada. Pengairan zona 4 kabupaten Kutai Timur sangat sulit untuk  mencukupi kebutuhan air, sebab tidak tercapainya proporsi debit yang dialirkan ke Daerah Irigasi tersebut diantaranya:
*      Menurunya fungsi Saluran
*      Penerapan pola tanam tidak sesuai.
*      Kurangnya pemahaman/partisipasi Masyarakat terhadap aset Jaringan Irigasi.

Kondisi saluran pengairan zona 4 kabupaten Kutai Timur adalah sebagai berikut :
*      Penampang saluran tanah sudah banyak yang rusak, longsor, dan terbentuk endapan sedimen disepanjang saluran, tumbuh semak di beberapa tempat.
*      Lining saluran dari pasangan batu ada yang rusak total dan sebagian, penuh dengan rumput dan bersedimen.
*      Adanya perubahan jalur Fungsi lahan menjadi berubah

Kegiatan O & P pengairan zona 4 kabupaten Kutai Timur dapat berjalan baik, bila:
*      Tersusunnya Rencana Pola Tanam dan Tata Tanam sehingga dalam pelaksanaan di lapangan ada pedoman.
*      Koordinasi O & P antara Kabupaten dan Propinsi berjalan sesuai harapan.
*      Biaya O & P jaringan irigasi memadai, sehingga kegiatan pemeliharaan rutin dapat dilaksanakan tuntas.

Berdasarkan evaluasi fiansial dan analisa ekonomi pengairan zona 4 kabupaten Kutai Timur didapatkan:
*      Pekerjaan ini dapat dikatakan sangat sehat dilihat dari segi pandangan keuangan.
*      Pekerjaan ini masih mempunyai kelangsungan hidup tinggi untuk investasi bahkan di alternatif yang paling kecil.

Penelitian dan Buku Tukimun

 https://www.researchgate.net/profile/Tukimun-Tukimun/research