METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAJA STRUKTUR
2.3 PEKERJAAN BAJA PROFIL
2.3.1. Lingkup Pekerjaan
a. Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga,
peralatan dan perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan baja, untuk
struktur dan rangka atap seperti yang terlihat dalam gambar.
b. Pekerjaan ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan konstruksi baja pada atap secara lengkap sesuai dengan gambar dan
persyaratan teknis.
c. Gambar kerja (shop drawing) yang disiapkan terdiri dari 3 ( tiga ) jenis gambar sebagai
berikut :
·
Gambar pemotongan (Cutting Drawing) yaitu
gambar yang menunjukkan bentuk dan ukuran
pemotongan material untuk setiap komponen struktur baja.
·
Gambar perakitan (Assembly Drawing) yaitu
gambar yang menunjukkan bentuk dan ukuran
beberapa komponen yang terakit menjadi satu elemen struktur baja.
·
Gambar pemasangan (Erection Drawing) yaitu
gambar yang menunjukkan bentuk dan
ukuran beberapa komponen dan elemen struktur baja dipasang menjadi satu bangunan struktur baja.
2.3.2. Material
a. Semua material yang
digunakan harus baru
dengan kualitas terbaik dan disetujui
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
. Manajemen Konstruksi berhak
untuk minta diadakan pengujian
atas bahan-bahan tersebut dan Pelaksana
harus bertanggungjawab atas segala biaya yang dikeluarkan untuk itu.
b. Baja struktur harus mempunyai
mutu BJ 37 (fy = 240 MPa, fu = 370MPa).
c. Las yang digunakan adalah las
listrik dengan mutu FE 360 atau E 6013 sesuai dengan JIS.
d. Semua baja yang digunakan harus
sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta bebas dari karat, cacat karena
tumbukan, tekuk, atau puntir, dengan berat sesuai rencana.
e. Semua material baja harus dari
supplier yang dapat dipertanggungjawabkan dengan disertai sertifikat dari
pabrik. Jika dianggap perlu, pelaksana harus menyerahkan hasil pengujian yang
dibutuhkan dan berhubungan dengan konstruksi baja ini disertai faktur
pengiriman.
f. Bahan untuk coating adalah cat, dengan warna ditentukan kemudian.
2.3.3.
Pabrikasi
a. Pabrikasi dilaksanakan dalam bengkel/workshop, yang memenuhi persyaratan terlindung dari pengaruh cuaca dan pelaksana membuat workshop di lapangan atau diluar
lokasi dan
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi .
b. Penyambungan dan Pemasangan.
Pengelasan
·
Pekerjaan pengelasan ini harus memenuhi
syarat-syarat JIS atau AISC.
·
Pengelasan
harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli
yang berpengalaman dan dengan ketepatan
yang tinggi. Kontraktor wajib
menyerahkan sertifikat keahlian dari masing- masing tukang lasnya sesuai dengan peraturan.
·
Pengelasan
hanya boleh dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatkaan dalam gambar kerja dan
RKS ini. Ukuran las yang tercantum dalam gambar adalah ukuran-ukuran efektif.
·
Batang-batang
elektrode yang dipakai adalah jenis Mild sleel Arca Welding Electrode dan
memenuhi syarat JIS atau AISC/AWS. Batang elektrode ini disimpan pada tempat yang dapat
menjamin sifat-sifat dari
elektrode tersebut selama dalam peyimpanan.
·
Pengelasan
harus menjamin pengaliran yang merata dari cairan elektrode tersebut.
·
Pekerjaan
las sebanyak mungkin dilaksanakan di dalam lapangan harus cukup baik dan sangat
hati-hati, tidak boleh dilakukan sewaktu dalam keadaan basah atau hujan.
·
Pemberhentian
las harus pada
tempat-tempat yang ditentukan dan harus
dijamin bahwa profil-profil yang dilas tidak akan berputar atau
membengkak setelah sambungan menjadi dingin.
·
Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa
kerak las dibersihkan dengan baik.
·
Las-lasan
yang menunjukkan cacat, harus dipotongdan
dilas kembali.
Persiapan Pekerjaan Pengelasan
·
Bidang
permukaan yang akan dilas harus rata, bersih dan bebas dari retakan atau
cacat-cacat lainnya yang dapat mengurangi mutu pengelasan. Juga permukaan tersebut harus bebas dari kotoran,
cat, aspal, minyak dan karat.
·
Sebelum
pekerjaan las dimulai, maka harus ada jaminan bahwa bidang-bidang yang akan
disambung las tidak boleh bergerak sampai pekerjaan las selesai dilakukan.
·
Bagian-bagian
yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar dan bila ada yang harus di las
tegak maka pengelasan harus dimulai dari bawah kemudian ke arah atas.
·
Bagian
ujung dari suatu las tumpul harus mendapat jaminan bahwa sambungan dilaksanakan
dalam keadaan penuh. Untuk itu sebaiknya dipakai batang-batang penyambungan pada bagian ujung
dari sambungan tersebut agar pengelasan dapat dilaksanakan penuh.
Pemberian tanda, Pengangkutan
dan Penyimpanan
·
Setelah
distel di bengkel konstruksi, maka setiap komponen diberi nomor secara
sistematis agar di lapangan nanti, bagian-bagian tersebut dapat disambung
kembali dengan mudah.
·
Setiap
komponen juga harus dihitung beratnya, agar dapat diatur alat pengangkutannya
seperti truk-truk dan trailer sesuai
dengan kapasitas yang diperlukan.
·
Di lapangan, komponen baja harus diletakkan
sedemikian rupa agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan yang dapat
memperlemah konstruksi tersebut.
Pekerjaan Pemasangan Baja
Struktur
·
Sebelum
erection dimulai, Pemborong harus memeriksa kembali kedudukan angker-
angker baja dan memberitahukan kepada Manajemen
Konstruksi mengenai metode dan urutan pelaksanaan/erection. Perhatian khusus
harus dilakukan dalam pemasangan
angker-angker untuk kolom di mana jarak/kedudukan angker harus tepat dan
akurat untuk mencegah ketidakcocokan
dalam erection. Untuk itu
harus dijaga agar selama masa pencoran, angker tersebut tidak bergeser,
misalnya dengan mengelas pada tulangan kolom beton.
·
Semua
peralatan dan steiger yang diperlukan untuk pemasangan konstruksi baja harus
disediakan oleh kontraktor dalam keadaan cukup baik di lapangan, walau secara
khusus tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar atau persyaratan teknis harus
diadakan.
·
Kontraktor bertanggungjawab atas
keselamatan pekerjaan di
lapangan. Untuk ini Kontraktor harus menyediakan
ikat pinggang pengaman, helmet, sarung
tangan, pemadam kebakaran, dll.
2.3.4.
Pengujian Mutu Pekerjaan
a. Pemasangan harus dengan
toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar-standar yang telah disetujui.
b. Memeriksa pekerjaan di pabrik sebelum dikirim ke lapangan sebelum
diperiksa dan disetujui Manajemen Konstruksi
Persyaratan Pengujian
1.
Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan
baja harus dimungkinkan untuk diperiksa atau ditest baik workshop lapangan
maupun pada Lembaga/Instansi yang berwenang untuk menguji (DPMB, LIPI, dsb.).
2.
Untuk profil-profil yang tersusun dari pelat
(built up) harus diadakan pengujian non destructive testing. Apabila dalam
pengujian non destructive testing timbul keraguan mengenai mutu baja, mutu
pengelasan, maka Manajemen Konstruksi berhak
untuk meminta diadakan pengujian destructive testing.
3.
Semua biaya pengujian ini ditanggung oleh
Kontraktor.
v
Non Destructive Testing .
Pada
metoda ini bertujuan untuk melihat kualitas dari las yang harus dilakukan sebagai
berikut:
1. Pemeriksaan visual; pemeriksanaan ini harus
dilakukan pada semua bagian dari struktur baja.
2. Pemeriksaan dengan X-Ray;
Pemeriksaan ini dilakukan pada sambungan las antara web dan flens pada profil
dari pelat tersusun dan penglasan dengan full
penetration. Untuk memeriksa sambungan pada pembuatan dari pelat
tersusun dilaksanakan secara random dengan jumlah 5% dari banyak pengelasan.
v
Destructive Testing .
1. Pengujian las antara web dan
flens; Metoda dan prosedur pengujian berdasarkan JIS G 3353 (1978) yang secara
prinsip dapat digambarkan sebagai berikut:
Profil yang dipotong memanjang minimum 30 cm
2.
Pengujian
tarik pada elemen profile (test pice).
Metoda
dan prosedur pengujian mengikuti JIS Z 2202 (1980) dan JIS Z 2241 (1980).
Elemen yang akan diuji diambil pada bagian flens dari profil.
Bentuk dan ukuran dari test piece mengikuti pengujian nomor 1A dari JIS Z 2201 :
2.4 PENYELESAIAN
DARI BETON PELAT (CONCRETE SLAB FINISHES)
a. Semua penyelesaian dari lantai harus
diselesaikan sampai kemiringan yang
benar sesuai dengan kemiringan
untuk pengaliran.
b. Beton yang ditandai untuk mempunyai
penyelesaian akhir dengan memakai merek lain, harus bebas dari segala minyak,
karet ataupun lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya lekatan pada
penyelesaian.
c. Pemeliharaan
dari penyelesaian beton
harus dimulai sedini
mungkin setelah selesai pengerjaan.
1) Penyelesaian Menyatu (Monolith Finish)
·
Penyelesaian yang
monolit harus diadakan
untuk lantai beton
expose, dimana permukaan agregat
dikehendaki.
·
Penyelesaian lantai
beton yang monolit harus
mencapai level dan kemiringan yang tepat yang dapat dilakukan
dengan atau tanpa screed dengan power floating yang dilakukan secara merata.
·
Permukaan
harus dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang dan beton telah
mengeras serta bekerja. Permukaan yang diperbolehkan harus ditrowel dengan besi
untuk mencapai permukaan yang halus.
·
Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel dengan besi
untuk kedua kalinya untuk
mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak berlapis, padat, bebas dari segala
tanda-tanda/bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.
2) Perkerasan Beton (Concrete
Hardener)
Untuk keperluan
pelat lantai beton expose dengan beban berat,
perkerasan beton harus diadakan dengan
kepadatan sebagai berikut :
·
Lantai
parkir/sirkulasi lalu lintas normal, kepadatan sedang 5 kg/m2.
·
Ruang
M/E : kepadatan normal 3 kg/m2.
·
Loading
dock/sirkulasi lalu lintas berat, kepadatan berat 7 kg/m2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar