03 Desember 2022

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAJA STRUKTUR

 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAJA STRUKTUR

2.3         PEKERJAAN BAJA PROFIL

2.3.1.  Lingkup Pekerjaan

a.  Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan baja, untuk struktur dan rangka atap seperti yang terlihat dalam gambar.

b. Pekerjaan ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi baja pada atap secara lengkap sesuai dengan gambar dan persyaratan teknis.

c. Gambar kerja (shop drawing) yang disiapkan terdiri dari 3 ( tiga ) jenis gambar sebagai berikut :

·       Gambar pemotongan (Cutting Drawing) yaitu gambar yang menunjukkan bentuk dan ukuran pemotongan material untuk setiap komponen struktur baja.

·       Gambar perakitan (Assembly Drawing) yaitu gambar yang menunjukkan bentuk dan ukuran beberapa komponen yang terakit menjadi satu elemen struktur baja.

·       Gambar pemasangan (Erection Drawing) yaitu gambar yang menunjukkan bentuk dan ukuran beberapa komponen dan elemen struktur baja dipasang menjadi satu bangunan struktur baja.

 

2.3.2. Material

a.   Semua material  yang  digunakan  harus  baru  dengan kualitas  terbaik  dan disetujui  oleh Konsultan  Manajemen  Konstruksi  . Manajemen  Konstruksi  berhak  untuk  minta diadakan pengujian atas bahan-bahan  tersebut dan Pelaksana harus bertanggungjawab atas segala biaya yang dikeluarkan untuk itu.

b.  Baja struktur harus mempunyai mutu BJ 37 (fy = 240 MPa, fu = 370MPa).

c.   Las yang digunakan adalah las listrik dengan mutu FE 360 atau E 6013 sesuai dengan JIS.

d.  Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk, atau puntir, dengan berat sesuai rencana.

e.   Semua material baja harus dari supplier yang dapat dipertanggungjawabkan dengan disertai sertifikat dari pabrik. Jika dianggap perlu, pelaksana harus menyerahkan hasil pengujian yang dibutuhkan dan berhubungan dengan konstruksi baja ini disertai faktur pengiriman.

f.    Bahan untuk coating  adalah cat, dengan warna ditentukan kemudian.

 

2.3.3.          Pabrikasi

a. Pabrikasi dilaksanakan dalam bengkel/workshop, yang memenuhi   persyaratan terlindung dari pengaruh cuaca dan pelaksana membuat  workshop di lapangan atau diluar lokasi dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi .

b. Penyambungan dan Pemasangan.

Pengelasan

·      Pekerjaan pengelasan ini harus memenuhi syarat-syarat JIS atau AISC.

·     Pengelasan harus dilakukan  oleh tenaga-tenaga ahli yang berpengalaman dan dengan ketepatan  yang tinggi. Kontraktor  wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari masing- masing tukang  lasnya sesuai dengan peraturan.

·     Pengelasan hanya boleh dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatkaan dalam gambar kerja dan RKS ini. Ukuran las yang tercantum dalam gambar adalah ukuran-ukuran efektif.

·     Batang-batang elektrode yang dipakai adalah jenis Mild sleel Arca Welding Electrode dan memenuhi syarat JIS atau AISC/AWS. Batang elektrode ini  disimpan pada tempat  yang dapat  menjamin  sifat-sifat  dari  elektrode  tersebut selama  dalam peyimpanan.

·     Pengelasan harus menjamin pengaliran yang merata dari cairan elektrode tersebut.

·     Pekerjaan las sebanyak mungkin dilaksanakan di dalam lapangan harus cukup baik dan sangat hati-hati, tidak boleh dilakukan sewaktu dalam keadaan basah atau hujan.

·     Pemberhentian las harus pada tempat-tempat yang ditentukan dan harus  dijamin bahwa profil-profil yang dilas tidak akan berputar atau membengkak setelah sambungan menjadi dingin.

·      Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las dibersihkan dengan baik.

·     Las-lasan yang  menunjukkan cacat, harus dipotongdan dilas kembali.

 

Persiapan Pekerjaan Pengelasan

·     Bidang permukaan yang akan dilas harus rata, bersih dan bebas dari retakan atau cacat-cacat lainnya yang dapat mengurangi mutu pengelasan. Juga   permukaan tersebut harus bebas dari kotoran, cat, aspal, minyak dan karat.

·     Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada jaminan bahwa bidang-bidang yang akan disambung las tidak boleh bergerak sampai pekerjaan las selesai dilakukan.

·     Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar dan bila ada yang harus di las tegak maka pengelasan harus dimulai dari bawah kemudian ke arah atas.

·     Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat jaminan bahwa sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu sebaiknya dipakai  batang-batang penyambungan pada bagian ujung dari sambungan tersebut agar pengelasan dapat dilaksanakan penuh.

 

Pemberian tanda, Pengangkutan dan Penyimpanan

·     Setelah distel di bengkel konstruksi, maka setiap komponen diberi nomor secara sistematis agar di lapangan nanti, bagian-bagian tersebut dapat disambung kembali dengan mudah.

·     Setiap komponen juga harus dihitung beratnya, agar dapat diatur alat pengangkutannya seperti truk-truk  dan trailer sesuai dengan kapasitas yang diperlukan.

·     Di  lapangan, komponen baja harus diletakkan sedemikian rupa agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan yang dapat memperlemah konstruksi tersebut.

Pekerjaan Pemasangan Baja Struktur

·     Sebelum erection dimulai, Pemborong harus memeriksa kembali kedudukan angker- angker  baja dan memberitahukan kepada Manajemen Konstruksi mengenai metode dan urutan pelaksanaan/erection. Perhatian khusus harus dilakukan dalam pemasangan  angker-angker untuk kolom di mana jarak/kedudukan angker harus tepat dan akurat untuk mencegah ketidakcocokan  dalam  erection.  Untuk itu  harus dijaga agar selama masa pencoran, angker tersebut tidak bergeser, misalnya dengan mengelas pada tulangan kolom beton.

·     Semua peralatan dan steiger yang diperlukan untuk pemasangan konstruksi baja harus disediakan oleh kontraktor dalam keadaan cukup baik di lapangan, walau secara khusus tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar atau persyaratan teknis harus diadakan.

·     Kontraktor  bertanggungjawab  atas  keselamatan  pekerjaan  di  lapangan.  Untuk  ini Kontraktor harus  menyediakan  ikat  pinggang  pengaman, helmet,  sarung  tangan, pemadam kebakaran, dll.


2.3.4.          Pengujian Mutu Pekerjaan

a.   Pemasangan harus dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar-standar yang telah disetujui.

b.  Memeriksa pekerjaan di pabrik sebelum dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Manajemen Konstruksi

Persyaratan Pengujian

1.  Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan baja harus dimungkinkan untuk diperiksa atau ditest baik workshop lapangan maupun pada Lembaga/Instansi yang berwenang untuk menguji (DPMB, LIPI, dsb.).

2.  Untuk profil-profil yang tersusun dari pelat (built up) harus diadakan pengujian non destructive testing. Apabila dalam pengujian non destructive testing timbul keraguan mengenai mutu baja, mutu pengelasan, maka Manajemen Konstruksi berhak  untuk meminta diadakan pengujian destructive testing.

3.  Semua biaya pengujian ini ditanggung oleh Kontraktor.

v  Non Destructive Testing .

Pada metoda ini bertujuan untuk melihat kualitas dari las yang harus dilakukan sebagai berikut:

1.  Pemeriksaan visual; pemeriksanaan ini harus dilakukan pada semua bagian dari struktur baja.

2. Pemeriksaan dengan X-Ray; Pemeriksaan ini dilakukan pada sambungan las antara web dan flens pada profil dari pelat tersusun dan penglasan dengan full  penetration. Untuk memeriksa sambungan pada pembuatan dari pelat tersusun dilaksanakan secara random dengan jumlah 5% dari banyak pengelasan.

v  Destructive Testing .

1.   Pengujian las antara web dan flens; Metoda dan prosedur pengujian berdasarkan JIS G 3353 (1978) yang secara prinsip dapat digambarkan sebagai berikut:

            Profil yang dipotong memanjang minimum 30 cm



Bagian dari flens diberi beban tarik melalui tumpuan  A dan B.




2.   Pengujian tarik pada elemen profile (test pice).

Metoda dan prosedur pengujian mengikuti JIS Z 2202 (1980) dan JIS Z 2241 (1980). Elemen yang akan diuji diambil pada bagian flens dari profil.

  

Bentuk dan ukuran dari test piece mengikuti pengujian nomor 1A dari JIS Z 2201 :                                                                                                                          

 


2.4  PENYELESAIAN DARI BETON PELAT (CONCRETE SLAB FINISHES)

a. Semua penyelesaian dari lantai harus  diselesaikan sampai kemiringan yang  benar  sesuai dengan kemiringan untuk pengaliran.

b.  Beton yang ditandai untuk mempunyai penyelesaian akhir dengan memakai merek lain, harus bebas dari segala minyak, karet ataupun lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya lekatan pada penyelesaian.

c.  Pemeliharaan  dari  penyelesaian  beton   harus   dimulai  sedini  mungkin  setelah  selesai pengerjaan.

1) Penyelesaian Menyatu (Monolith Finish)

·     Penyelesaian  yang  monolit  harus  diadakan  untuk  lantai  beton    expose,  dimana permukaan agregat dikehendaki.

·     Penyelesaian  lantai  beton yang monolit  harus mencapai  level  dan kemiringan  yang tepat yang dapat  dilakukan  dengan atau tanpa screed dengan power floating  yang dilakukan secara merata.

·     Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang dan beton telah mengeras serta bekerja. Permukaan yang diperbolehkan harus ditrowel dengan besi untuk mencapai permukaan yang halus.

·     Apabila  permukaan menjadi  keras, harus ditrowel  dengan besi  untuk kedua  kalinya untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak berlapis, padat, bebas dari segala tanda-tanda/bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.

2) Perkerasan  Beton (Concrete Hardener)

Untuk  keperluan  pelat  lantai  beton expose dengan beban berat, perkerasan  beton harus diadakan dengan kepadatan sebagai berikut :

·     Lantai parkir/sirkulasi lalu lintas normal, kepadatan sedang 5 kg/m2.

·     Ruang M/E : kepadatan normal 3 kg/m2.

·     Loading dock/sirkulasi lalu lintas berat, kepadatan berat 7 kg/m2.

 

Tidak ada komentar:

Penelitian dan Buku Tukimun

 https://www.researchgate.net/profile/Tukimun-Tukimun/research